My personal review for 2014 & wishes for 2015.


Setelah satu tahun dengan berbagai suka-dukanya, kali ini gw akan coba untuk merangkum 2014 dalam konteks perkembangan industri competitive gaming ('e-sports') di Indonesia, khususnya Dota 2 (karena bidang yang gw kerjain di 2014 memang terfokus di Dota.)

Gw bisa bilang bahwa tahun ini adalah tahun terbaik sejauh ini untuk perkembangan Dota 2 di Indonesia. Walaupun untuk segi prestasi masih belum bisa menyamai 6 tahun lampau, akan tetapi momen ini adalah pondasi yang sangat kuat untuk tahun-tahun ke depannya. Mulai dari player, tournament organizer, broadcaster & media, audiens serta sponsor saling membantu satu sama lain untuk membangun pondasi ini.
 
Kemajuan ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran Valve sebagai developer Dota 2 yang menyediakan fitur-fitur penunjang agar sistem e-sports dapat dijalankan dengan mudah. Sistem lobby dengan broadcast channel, Dota TV dengan ticketing yang bisa di-monetize, dan statistik in-game maupun viewership yang dapat diakses oleh publik, membuat Dota 2 menjadi salah satu video game yang memang sudah dipersiapkan untuk menjadi sebuah ekosistem - dimana semua aspek yang terlibat saling menunjang untuk satu visi yang sama, yaitu menjadikan game sebagai 'e-sports'.

Gw belum sempet kumpulin data, tapi gw yakin jumlah turnamen di tahun ini jauh lebih banyak dibanding turnamen di tahun lalu. Dari segi prizepool pun bervariasi, mulai dari yang hadiahnya rare/key sampai yang total prizepoolnya ratusan juta Rupiah. Menurut gw ini udah bagus sekali, karena dengan banyaknya turnamen dengan prizepool yang bervariasi maka secara tidak langsung tim-tim yang berkompetisi sudah terbagi ke dalam kategorinya masing-masing. Tim amatir di kompetisi amatir dan tim besar di kompetisi besar. Tidak perlu banlist seperti saat era DotA beberapa tahun yang lalu.

Baik turnamen yang kecil maupun yang besar, sudah mulai memperhitungkan sisi entertainment untuk membuat kompetisi yang mereka adakan lebih seru dan menarik untuk ditonton. Disinilah peran broadcaster. Dan di tahun ini banyak sekali caster yang bermunculan, semuanya punya ciri khas tersendiri. Mungkin tinggal soal jam terbang dan exposure. Gw berharap caster-caster yang baru bisa belajar buat lebih profesional dan serius kalo emang niatnya emang pengen bantu majuin industri competitive gaming nasional. Gw juga pengen di tahun depan ada lebih banyak pro player yang bantu ngecast juga, karena gw yakin player yang punya pengalaman kompetitif banyak bisa jelasin lebih detail dan tepat tentang permainan yang sedang berjalan.

Tapi menurut gw, caster aja masih kurang. Production value dari broadcast channel terkenal seperti BTS, JoinDota, mereka punya dedicated observer/cameraman sehingga caster-casternya gak perlu pusing ngatur stream dan panning camera sehingga bisa lebih fokus. Serta tim statistik yang bisa catet progress player serta tim dalam berbagai turnamen yang mereka ikuti. Ini yang ingin gw coba terapkan tahun depan. Gw sekarang pengen buat post-match analysis final MGS Season 2, tapi entah kenapa gw masih setengah males buat mulai (need moodbooster.)

Statistik itu penting. Kita bisa bandingin performance kita dengan orang lain. Kita bisa tau apa yang orang lain lebih unggul dari kita, sehingga kita bisa pelajari untuk memperbaiki diri. Kita juga bisa mencatat progress kita dari waktu ke waktu, apakah sudah cukup baik, stagnan atau naik-turun. Untuk itulah gw pengen ngisi bidang ini karena gw pengen coba ningkatin production value supaya bikin viewer lebih tertarik buat terus ngikutin e-sports Indonesia.

Gw berharap di tahun 2015 nanti Indonesia bisa host turnamen Dota 2 multinasional seperti WCG Asian 2011 yang lalu. Selain bisa melihat dan mempelajari tim-tim profesional luar bermain secara langsung, dengan playerbase Indonesia saat ini yang bisa dibilang terbesar di Asia (selain Filipina & Tiongkok) maka turnamen multinasional di Indonesia akan sangat besar dari segi audiens. Mungkin cukup datengin tim-tim negeri tetangga seperti Invasion, FD atau Mineski juga udah cukup menurut gw.

Selanjutnya, 2014 dari segi playerbase juga mengalami peningkatan. Gw sih awalnya gak nyangka kalo di MGS kemarin bisa ada 350+ tim yang daftar (sekitar 1750 orang). Walaupun secara skill yang mendominasi masih tim itu-itu aja. Gw juga sadar kalo secara skill rata-rata, Indonesia masih jauh dibanding negara lain. Lah orang yang biasa posting (pamer) screenshot di grup FB MMRnya rata-rata 2000an. Udah gitu bangga lagi.

Tapi apa mau dikata. Dengan minimnya penghasilan yang bisa lo dapet dari main Dota saat ini (atau dalam artian yang bisa bikin Dota jadi sumber pendapatan rutin itu cuma sedikit), itu membuat kebanyakan orang belum mau komitmen 100% untuk mempelajari dan mendalami Dota. Yang daftar MGS pun, mungkin sebagian cuma ingin iseng-iseng ikutan turnamen gratis aja. Dan setelah kalah bubar atau cari tim baru.

My respect buat tim-tim yang sudah mencoba berdedikasi dengan komitmen pada roster/organisasi walaupun secara prestasi masih belum dapat menembus tingkat internasional seperti Mahameru, SemiDevil, RevivaL dan tim-tim lainnya yang selama setahun ini mengikuti turnamen walau tanpa atau minim sponsor. Industri gaming di sini memang masih sulit untuk diakui sebagai industri yang legitimate, tapi saat ini lebih baik dibanding kemarin-kemarin dan tahun depan mestinya lebih baik dari tahun ini.

Gw juga berharap dengan banyaknya playerbase Indonesia maka akan ada lebih banyak individu yang punya dedikasi lebih buat bikin ekosistem e-sports Indonesia semakin kuat. Entah sebagai pro player, broadcaster, jurnalis, panitia turnamen, investor, atau bahkan fans. Gw percaya, apapun yang kita lakukan sepenuh hati pasti hasilnya akan lebih baik pada akhirnya. Walaupun untuk menginvestasikan waktu, tenaga, materi dan pikiran kita untuk sesuatu yang masih belum jelas masa depannya itu sangat sangat butuh perjuangan.

Sepakbola awalnya dari permainan biasa, lalu semakin banyak orang memainkannya lalu muncullah kompetisi, dan seiring waktu kompetisi tingkat tertinggi dikemas sedemikian rupa menjadi sebuah hiburan untuk penikmat dan pecinta sepakbola. Ini juga akan berlaku untuk e-sports secara umum - dari permainan, kompetisi, menjadi sebuah showbiz. Hanya saja saat ini masih perlu kerja keras untuk mewujudkan itu.

Tahun depan gw harap competitive scene lokal semakin solid, gak perlu muluk-muluk ke TI, Starladder, Dreamhack dsb. dulu. Cukup perkuat scene lokal dengan membuat event-event yang menarik baik untuk player maupun audiens, sehingga kita bisa saling menghargai apa yang kita lakukan masing-masing - player mencari nafkah & prestasi, investor mencari branding, broadcaster menghibur audiens, media menyampaikan informasi, dsb.

Dengan begitu kita bisa mengerti bahwa apapun peran kita dalam industri ini, kita pun dalam hati punya satu visi yang sama: "To grow the gaming industry".


Happy New Year 2015!



tl;dr
- this year is better than ever
- we need to work harder for the next year
- sustain local scene in the first place!

1 comment:

Powered by Blogger.